Letusan Gunung Tonga, yang diyakini menyaingi Krakatau, menjadi yang terbesar sejak 1883

1 min read

Sejauh ini, letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 dianggap yang terbesar yang pernah didokumentasikan. Tapi sekarang para ilmuwan mengatakan letusan gunung berapi Tonga bisa menyaingi itu.

Menurut para ilmuwan, letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai di Tonga merupakan ledakan terbesar yang didokumentasikan oleh para peneliti sejak letusan Krakatau pada tahun 1883.
Baca juga

Pembangunan Pusat Data Nasional di Batam dijadwalkan akan dimulai pada akhir 2022
Sesar baribis bisa memicu gempa Jakarta Selatan, tindakan pengendalian kerusakan harus disiapkan
Sesar Baribis yang aktif di wilayah Jakarta Selatan rawan gempa
8 Fakta Tentang Planet Jupiter, planet terbesar dan tercepat di tata surya, muncul dalam konjungsi planet
Google: Awas, Spyware Buatan Italia Bisa Menyusup ke iPhone dan Ponsel Android

Letusan Hunga Tonga-Hunga Ha’apai yang merenggut enam korban jiwa ini serupa besarnya dengan letusan Krakatau di Indonesia pada tahun 1883.

Adapun jumlah korban, lebih dari 30.000 orang meninggal dunia akibat letusan Krakatau.

Ledakan Tonga menghasilkan gelombang tekanan, yang disebut gelombang Lamb, yang berjalan secara horizontal di sepanjang permukaan bumi selama enam hari.

Gelombang domba biasanya dikaitkan dengan ledakan atmosfer besar seperti letusan gunung berapi lainnya dan uji coba nuklir.

Para ahli mengatakan itu adalah ledakan nuklir yang juga menciptakan gelombang Lamb.
arrow_forward_iosBaca selengkapnya
Didukung oleh GliaStudio
Tsunami Tonga, sebuah negara kecil di Pasifik. [NOAA]

Seperti uji coba nuklir terbesar di Uni Soviet pada tahun 1961, amplitudonya sama tetapi durasinya lebih pendek daripada ledakan vulkanik besar seperti yang terjadi di Tonga.

Letusan Tonga juga menghasilkan suara yang terdengar di Alaska hingga 10.000 kilometer jauhnya dan menghasilkan infrasonik yang bergema di seluruh dunia.

Menurut Corentin Caudron, profesor yang terlibat dalam penelitian ini, para ahli di seluruh dunia menggunakan lebih dari 3.000 sensor dan instrumen yang biasa digunakan untuk mendeteksi gempa bumi dan tsunami.

Caudron juga mengatakan bahwa meskipun instrumen yang digunakan pada tahun 1883 memiliki resolusi yang lebih rendah daripada yang digunakan saat ini, para ahli menemukan hal yang sama.

“Ini mungkin salah satu pertama kalinya kami melihat gelombang Lamb yang terkait dengan ledakan gunung berapi, dan Krakatau mengalami hal yang sama. Ini pertama kalinya kami dapat melihat gelombang Lamb ini dengan sangat detail,” kata Caudron. dikutip ABC News, Kamis (19/5/2022).
Anak Gunung Krakatau. [Shutterstock]

Di sisi lain, ahli vulkanologi University of Melbourne Heather Handley mengatakan ledakan Tonga menyoroti bagaimana masyarakat internasional harus bekerja sama untuk mempersiapkan letusan gunung berapi yang berpotensi menjadi lebih buruk di masa depan.

Akibat ledakan Tonga, Bank Dunia memperkirakan bahwa kerusakan akibat bencana akan merugikan Tonga lebih dari US$125 juta.

Dilaporkan sekitar 600 bangunan di Tonga rusak atau hancur akibat tsunami dan sekitar 1.525 orang mengungsi.

Ini adalah laporan terbaru dari seorang ilmuwan yang menunjukkan bahwa letusan gunung berapi Tonga adalah peristiwa terbesar sejak Krakatau meletus pada tahun 1883. (Suara.com/Lintang Siltya Utami).

Sumber :

Rate this post